About: http://data.cimple.eu/claim-review/2a458dcc1c513d08721f326ce58589a6f31d6a3ebfc6c49ed4038a2f     Goto   Sponge   NotDistinct   Permalink

An Entity of Type : schema:ClaimReview, within Data Space : data.cimple.eu associated with source document(s)

AttributesValues
rdf:type
http://data.cimple...lizedReviewRating
schema:url
schema:text
  • Video berdurasi 34 detik dengan klaim praktik penyebaran racun melalui awan buatan, beredar di media sosial Instagram [arsip]. Video yang dibagikan sejak 7 Mei 2024 itu memperlihatkan sebuah cerobong yang mengeluarkan asap putih dengan narasi “Tidak selalu menggunakan pesawat, nyebar toxic dari darat saat ini awan pun bisa diproduksi”. Hingga artikel ini ditulis, video tersebut telah 5 kali dikomentari dan 389 kali disukai. Lantas benarkah praktik penyebaran racun dilakukan melalui awan buatan? PEMERIKSAAN FAKTA Informasi terkait praktik penyebaran racun melalui awan sebenarnya merupakan informasi lawas yang pernah ramai beredar pada Februari 2023. Sebelumnya, sejumlah kendaraan berjenis truk berada di area terbuka dan luas mengeluarkan asap putih diklaim merupakan praktek penyebaran racun lewat awan buatan juga beredar di Facebook. Belakangan informasi tersebut kemudian ditemukan sebagai informasi yang keliru. Cek Fakta Tempo bahkan mendapatkan narasi yang sama pada Mei 2024. Hanya saja narasi yang dibangun dengan klaim sebuah mesin pembuat awan ciptaan NASA dianggap merupakan mesin besar untuk menciptakan asap buatan yang mengandung racun. Informasi tersebut lalu didapati merupakan sebagai informasi yang menyesatkan. Cek Fakta Kompas.com pada 28 Februari 2023 bahkan mendapat narasi yang sama dengan klaim penyebaran racun dilakukan melalui awan buatan dari teknologi rekayasa cuaca. Informasi ini pun dinyatakan sebagai informasi yang keliru. Reuters, media yang berbasis di London, Inggris pernah pula mendapati cerita dengan klaim yang sama pada September 2023. Saat itu ada cerita penyebaran racun dengan menggunakan asap pesawat di awan juga ramai beredar. Informasi tersebut juga ditemukan palsu. Awal Mula Cerita Penyebaran Racun melalui Awan Buatan Dikutip dari BBC, cerita tentang penyemprotan awan dengan bahan kimia dari penerbangan sesungguhnya merupakan cerita yang sudah pernah muncul dan beredar pada tahun 1990-an. Cerita ini awalnya diarahkan untuk orang-orang yang percaya bahwa semprotan yang mengandung logam beracun, barium, digunakan untuk mengurangi populasi. Gagasan tersebut berkembang seiring berjalannya waktu, yang berarti saat ini ada beberapa rangkaian teori chemtrail. Para ahli kemudian memasukan cerita tersebut dalam bagian dari teori konspirasi "Chemtrail" yaitu sebuah teori konspirasi yang membangun narasi bahwasanya pemerintah telah mengendalikan cuaca dalam skala besar dan diam-diam meracuni manusia dengan menyemprotkan bahan kimia melalui awan buatan. Chemtrail sendiri, dikutip dari Scientific American, situs berita bidang sains, kesehatan, teknologi, lingkungan yang berbasis di Amerika Serikat merupakan kependekan dari jalur kimia yang oleh sebagian orang disebut sebagai jalur putih asap tertinggal saat pesawat melintas. Asap putih yang tertinggal lalu diyakini mengandung bahan kimia yang digunakan pemerintah untuk berbagai tujuan jahat mulai dari modifikasi cuaca, pengendalian populasi manusia melalui sterilisasi, bahkan pengendalian pikiran . Cerita Chemtrail lalu menjadi cerita yang menyebar diseluruh dunia tidak hanya fenomena yang terjadi di Amerika Serikat. Dilansir dari New Scientist Magazine, sebuah situs berita publikasi Sains dan Teknologi yang berbasis di Amerika Serikat, cerita menyebarkan racun melalui awan merupakan cerita yang tidak memiliki bukti. Sedikitnya 77 ilmuwan telah melaporkan bahwa tidak bukti ilmiah yang mengatakan atmosfer tersebar bahan kimia berbahaya. KESIMPULAN Hasil pemeriksaan fakta Tempo klaim praktek penyebaran racun dilakukan melalui awan buatan adalah keliru. Informasi tersebut sebenarnya merupakan informasi lawas yang pernah ramai beredar sejak Februari 2023. Beberapa media cek fakta bahkan telah menyatakan informasi itu sebagai informasi yang keliru. TIM CEK FAKTA TEMPO **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]
schema:mentions
schema:reviewRating
schema:author
schema:inLanguage
  • Indonesian
schema:itemReviewed
Faceted Search & Find service v1.16.115 as of Oct 09 2023


Alternative Linked Data Documents: ODE     Content Formats:   [cxml] [csv]     RDF   [text] [turtle] [ld+json] [rdf+json] [rdf+xml]     ODATA   [atom+xml] [odata+json]     Microdata   [microdata+json] [html]    About   
This material is Open Knowledge   W3C Semantic Web Technology [RDF Data] Valid XHTML + RDFa
OpenLink Virtuoso version 07.20.3238 as of Jul 16 2024, on Linux (x86_64-pc-linux-musl), Single-Server Edition (126 GB total memory, 2 GB memory in use)
Data on this page belongs to its respective rights holders.
Virtuoso Faceted Browser Copyright © 2009-2025 OpenLink Software