schema:text
| - Sebuah pesan beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp yang berisi narasi imbauan dari Polri agar masyarakat memblokir sejumlah nomor telepon tertentu dari luar negeri. Klaim dalam pesan itu terdiri dari tiga kelompok nomor atau kode nomor telepon.
Kelompok nomor dan kode nomor telepon pertama adalah +37560260528, +37127913091, +37178565072, +56322553736, +37052529259, +255901130460, serta nomor-nomor lain berawalan +375, +371, dan +381. Pesan tersebut juga berisi informasi bila telepon dari nomor-nomor tersebut diterima, penerima telepon akan dikenakan biaya 15 hingga 30 USD, dan data penerima telepon akan tersalin.
Kelompok kedua ialah awalan +375 dari negara Belarus dan Afghanistan, +371 dari Latvia, +381 Serbia, +563 Valparaiso, +370 Vilnius, dan +255 kode negara Tanzania. Panggilan dari nomor-nomor tersebut dikatakan kemungkinan dari kelompok militan ekstrimis Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) dan terhubung dengan sindikat penjahat.
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi klaim-klaim itu dengan membandingkannya pada informasi yang relevan dari sumber-sumber kredibel. Terdapat fakta-fakta yang menunjukkan bahwa klaim-klaim tersebut perlu diluruskan.
Tempo telah mencoba menghubungi Humas Polri dan Humas Polda Jatim untuk mengkonfirmasi klaim-klaim tersebut. Namun hingga tulisan ini dibuat, belum ada respons dari dua pihak tersebut.
Humas Polri pernah mengimbau masyarakat untuk tidak mengangkat telepon nomor tidak dikenal dari luar negeri, juga dianjurkan tidak menelpon balik, sebagaimana diberitakan Kompas.com pada tanggal 4 April 2018.
Nomor luar negeri yang dimaksud berkode awal +242, yang tidak disebutkan dalam pesan yang beredar di WhatsApp. Alasannya kode nomor telepon itu dipakai penipu untuk menguras pulsa korbannya. Berita tidak menyebutkan bahwa imbauan itu terkait pencurian data maupun ISIS.
Nomor-nomor tersebut memang pernah digunakan pelaku kejahatan untuk menjebak warga yang bertarif premium, namun tidak terkait dengan ISIS. Polri pernah mengimbau masyarakat untuk tidak mengangkat nomor tidak dikenal dari luar negeri yang diduga digunakan untuk modus penipuan pemotongan pulsa, namun belum ada bukti-bukti lebih lanjut bahwa nomor-nomor tersebut terkait dengan ISIS.
Kelompok Nomor 1
Dilansir Snopes.com, +37560260528, +37127913091, +37178565072, +56322553736, +37052529259, +255901130460, serta nomor-nomor lain berawalan +375, +371, dan +381 kerap digunakan penjahat untuk melakukan scam atau penipuan.
Nomor-nomor tersebut digunakan untuk missed call, yang cenderung membuat penerima merasa penasaran dan memutuskan menelpon balik. Namun langkah menelpon balik nomor-nomor tersebut akan menghabiskan pulsa lebih banyak karena bertarif premium.
Namun, saat menerima panggilan pertama dari nomor-nomor tersebut, tarif premiumnya belum berlaku. Selain itu, menerima panggilan dari nomor-nomor itu tidak otomatis berdampak tercurinya data kontak, identitas, dan perbankan dari ponsel penerima.
Kelompok Nomor 2
Snopes.com juga menulis bahwa panggilan dari nomor berawalan +375, +371, +381, +563, +370, dan +255, layak diwaspadai terkait potensi scam, bukan karena dugaan berkaitan dengan ISIS. Jika penerima telepon mengenal nomor yang menghubunginya meskipun diawali nomor-nomor tersebut, maka dianggap lebih aman untuk menerimanya.
Check4spam.com pun menyatakan tidak ada bukti kuat nomor-nomor telepon dengan awalan kode-kode tersebut berkaitan dengan ISIS, dan klaim sebagaimana yang beredar di WhatsApp merupakan spekulasi belaka.
Kelompok Nomor 3
Pesan yang beredar di WhatsApp melarang masyarakat menelpon #09 atau #90. Website resmi Komisi Penyiaran Amerika Serikat (FCC) menyatakan terdapat modus penipuan dari penjahat yang berpura-pura menjadi customer service (CS) perusahaan penyedia sambungan telepon, yang menyasar telepon rumah atau kantor.
Penipu tersebut akan meminta penerima telepon memencet tombol #90 tanpa menutup telepon. Dampaknya biaya panggilan telepon penipu akan dibebankan ke rekening telepon penerima alias pemencet nomor #90.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim Polri mengimbau masyarakat memblokir sejumlah nomor telepon asal luar negeri karena diduga jadi modus penipuan, pencurian data pribadi, dan terkait organisasi ISIS, adalah sebagian benar.
Panggilan dari nomor-nomor telepon luar negeri yang tidak dikenal memang dianjurkan untuk tidak diangkat. Namun hal itu untuk menghindari risiko scam atau penipuan, dan tidak terkait langsung dengan pencurian data maupun organisasi ISIS.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]
|