About: http://data.cimple.eu/claim-review/1f015d9547c91ad6ff2d3772c2730bab11a443258006ebcdd09e22ae     Goto   Sponge   NotDistinct   Permalink

An Entity of Type : schema:ClaimReview, within Data Space : data.cimple.eu associated with source document(s)

AttributesValues
rdf:type
http://data.cimple...lizedReviewRating
schema:url
schema:text
  • Gambar tangkapan layar sebuah cuitan dari akun Twitter Aline Yoana Tan tentang Cina yang akan masuk ke Indonesia beredar di media sosial. Dalam cuitan itu, terdapat tautan artikel dari situs IDToday.co yang berjudul "Dubes Buka-bukaan Soal Kabar China Mau Kuasai RI Lewat Utang". Adapun narasi yang ditulis oleh akun @TanYoana itu berbunyi: "China menunggu kekacauan Indonesia, bila Indonesia sudah kacau, China akan masuk ke Indonesia dengan alasan: mengamankan harta mereka yang dipinjamkan untuk Indonesia". Salah satu akun yang membagikan cuitan Aline Yoana Tan tersebut adalah akun Dewi Ayu di Facebook, yakni pada 4 Januari 2020. Dia memberikan narasi untuk melengkapi gambar tangkapan layar cuitan itu: "Uda tau gini cebong kok masih bangga." Akun lain, Arip Usman, juga membagikan gambar tangkapan layar itu ke grup Berita Kabupaten Tangerang pada 5 Januari 2020. Ia menuliskan narasi: "Bersiaplah buat membela NKRI mengenai Natuna. Cina komunis mulai berani menunjukan kesombonganya. Cina mengklaim Natuna punya mereka. Ayo mari bersatu." Unggahan ini beredar di tengah munculnya klaim dari Cina atas perairan Natuna. Pada akhir Desember 2019 kemarin, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, mengatakan bahwa Cina memiliki kedaulatan atas Kepulauan Nansha dan memiliki hak yurisdiksi atas perairan di dekatnya. Shuang juga menyatakan bahwa Cina memiliki hak historis di Laut Cina Selatan. Gambar tangkapan layar unggahan akun Dewi Ayu di Facebook. Namun, benarkah artikel IDToday.co dalam unggahan akun Aline Yoana Tan itu berkaitan dengan akan masuknya Cina ke Indonesia ketika sudah kacau dengan alasan mengamankan harta mereka yang dipinjam oleh Indonesia? PEMERIKSAAN FAKTA Berdasarkan penelusuran Tempo, situs IDToday.co memang pernah mempublikasikan artikel yang berjudul "Dubes Buka-bukaan Soal Kabar China Mau Kuasai RI Lewat Utang" tersebut, yakni pada 13 Desember 2019. Namun, berita itu diambil dari berita di laman Detik.com dengan judul yang sama yang juga terbit pada 13 Desember 2019. Berita yang dimuat oleh Detik.com itu berisi wawancara dengan Duta Besar Cina untuk Indonesia, Xiao Qian. Dalam wawancara tersebut, Qian membantah anggapan yang beredar bahwa Cina akan menguasai aset Indonesia lewat utang-utang untuk proyek-proyek infrastruktur. Menurut Qian, anggapan itu tidak berdasar dan tidak masuk akal. Qian sadar bahwa belakangan ini muncul opini yang menilai kerja sama terbut dari sudut pandang negatif. "Memang ada sebagian orang tidak tahu kondisi sebenarnya, tapi juga ada orang dengan sengaja memutarbalikkan fakta," katanya kepada Detik.com. Qian menyatakan bahwa Cina bukanlah pemberi utang terbanyak Indonesia. Proporsi utang Cina dalam utang luar negeri Indonesia masih terbilang kecil. "Obligator terbesar Indonesia bukan Cina, urutannya yang besar Singapura, Jepang, Amerika Serikat kemudian Bank Dunia," ujar Qian. Rinciannya, Singapura sebesar US$ 66,497 miliar, Jepang US$ 29,428 miliar, AS US$ 22,467 miliar, Bank Dunia US$ 17,78 miliar, dan Cina US$ 17,756 miliar. Adapun khusus untuk utang pemerintah, AS menjadi negara yang memberikan pinjaman paling banyak, yakni dengan persentase sebesar 12,64 persen. "Utang pemerintah Indonesia yang totalnya sebanyak US$ 194,355 miliar di antaranya AS mengambil porsi paling banyak sekitar 12,64 persen dengan US$ 24,39 miliar, kemudian Jepang, Jerman, dan Perancis. Utang terhadap China hanya US$ 1,695 miliar, belum sampai 1 persen," tutur Qian. Data inilah yang membuat Qian menyimpulkan bahwa anggapan Cina bisa menguasai Indonesia tidak masuk akal. "Yang disebut Cina menguasai Indonesia melalui utang atau investasi sama sekali tidak masuk akal," kata Qian. Benarkah Cina bukan pemberi utang terbanyak Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan di atas, Tim CekFakta Tempo membandingkan klaim Duta Besar Cina untuk Indonesia, Xiao Qian, dengan pemberitaan di media arus utama. Berdasarkan publikasi Statistik Utang Luar Negeri Indonesia edisi Mei 2019, pada Maret 2019, ada lima negara yang memberikan utang paling banyak untuk Indonesia, yakni Singapura, Jepang, AS, Cina, dan Hong Kong. Rinciannya, Singapura sebesar US$ 64,002 miliar, Jepang US$ 29,017 miliar, AS US$ 21,35 miliar, Cina US$ 17,918 miliar, dan Hong Kong US$ 15,002 miliar. Berdasarkan rilis Bank Indonesia, per Oktober 2019, Jepang menjadi negara pemberi utang terbanyak ke pemerintah dan bank sentral. Rinciannya, Jepang sebesar US$ 12,45 miliar, Jerman US$ 2,78 miliar, Prancis US$ 2,45 miliar, Cina US$ 1,76 miliar, dan Korea Selatan US$ 1,26 miliar. Dari data tersebut, Cina berada di posisi empat sebagai pemberi utang terbanyak, baik kepada Indonesia secara keseluruhan maupun kepada pemerintah dan bank sentral. KESIMPULAN Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, artikel yang diunggah akun Aline Yoana Tan memang disadur dari berita yang ditulis oleh media kredibel. Namun, narasi yang ditulis oleh akun tersebut menyesatkan karena tidak relevan dengan isi berita yang berjudul "Dubes Buka-bukaan Soal Kabar China Mau Kuasai RI Lewat Utang" tersebut. IKA NINGTYAS Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke [email protected]
schema:mentions
schema:reviewRating
schema:author
schema:inLanguage
  • Indonesian
schema:itemReviewed
Faceted Search & Find service v1.16.115 as of Oct 09 2023


Alternative Linked Data Documents: ODE     Content Formats:   [cxml] [csv]     RDF   [text] [turtle] [ld+json] [rdf+json] [rdf+xml]     ODATA   [atom+xml] [odata+json]     Microdata   [microdata+json] [html]    About   
This material is Open Knowledge   W3C Semantic Web Technology [RDF Data] Valid XHTML + RDFa
OpenLink Virtuoso version 07.20.3238 as of Jul 16 2024, on Linux (x86_64-pc-linux-musl), Single-Server Edition (126 GB total memory, 5 GB memory in use)
Data on this page belongs to its respective rights holders.
Virtuoso Faceted Browser Copyright © 2009-2025 OpenLink Software